Tuesday, August 16, 2016

Aaaah Laki-laki Terlucu Itu



Semoga belum terlambat, semoga belum berangkat dan aku masih diperkenankan melihat kak Ridwan Efendi untuk yang terakhir kalinya Tuhan. Bisik hati kecilku berdoa dalam perjalanan naik motor JUPE merahku ke rumah duka.

Di perjalan aku juga sempat mengontak beberapa orang teman dan senior di kesenian. Meski ku tahu menelfon sambil berkendara melanggar UU perlalu lintasan, toh aku tetap saja menelfon kanda Djamal Dilaga (sutradara dan actor), Ihsan Faturahman (actor, MC, Penyiar radio celebes) dan tentu tak lupa kakak tambunku yang berprofesi sebagai, wartawan, dosen penulis hebat yang belakangan menjadi guru menulisku Asdar Muis RMS. Untuk memastikan alamat rumah duka yang tak begitu jelas di jelaskan. Alhasil aku tetap harus bertanya pada tukang ojek dan bentor (becak motor) di setiap prapatan. Setelah puas bolak balik kesana kemari, aku menarik nafas panjang dan mencoba percaya pada informan terakhir, " Terus maki saja ibu, jalan Baji Bicara sebelah kiri di depannya itu ada kantor pertanahan, masuk maki ".

Setelah mengucapkan terima kasih pada sang Informan aku melajukan sepeda motorku, hmmm tulisan Wirabuana, departemen agama, ruko, ruko,ruko ah jangan-jangan salah lagi. Tiba-tiba sosok laki-laki berkulit gelap, berambut ikal dengan ciri khas topi yang tak pernah lepas bahkan ketika tidur barangkali, sedang berjalan kearah berlawanan dengan arah laju motorku. Kontan aku berteriak, kak Manciiiiiik ( kak Mancik Alhabsi penyiar senior radio PIPOS yang kini sudah terbakar) hmmmm syukurlah, ternyata keterangan informan terakhir itu memang benar, karna di tempat kak mancik berdiri saat itu, aku sempatkan menoleh kearah kanan jalan , tertulis Kantor Pertanahan Negara. Aaaah laki-laki terlucu itu dia tetap menggunakan jasa kak Mancik untuk menuntunku mendapatkan alamat rumah beliau di semayamkan.

Nama kak Mancik Alhabsi sering digunakan almarhum di beberapa status FB curhat galau ala kakanda Ridwan Efendy di detik-detik terakhir hidupnya. Kakak, benar katamu Hidup ini seperti KOMEDI TRAGIS , dihari yang sama rencanamu untuk berangkat menyelesaikan program S3 di Jakarta, engkau justru berangkat ke tempat peristirahatanmu yang terakhir. Ah kakanda kami akan selalu mengenang dan tersenyum pada komedi hidup yang senantiasa kau urai disetiap pertemuan. Semoga di Kampus Program S3 itu, kaupun mampu membuat malaikat Mungkar dan Nangkir tersenyum kala mengunjungimu.
 AL FATIHA

No comments:

Post a Comment

Mohon saran atau apresiasinya :)